RESUME PERTEMUAN 5 GMLD

        


                                                                   RESUME GMLD 5


Kegiatan: Webinar Guru Literasi Digital Ke-5
Hari,Tanggal: Rabu, 10 Nopember 2021
Materi: Startegi Menangkal Hoax
Narasumber: Ibu Heni Mulyati, M.Pd.
Moderator: Bapak Mulyadi

Bapak Mulyadi, sang moderator membuka forum webinar meeting oukul 16.00 WBI. Namun, karena Pak Mulyadi dari Toli Toli harus sholat maka Pak Dail ikut sebentar menggantinkan beliau. 
Ibu Heni Mulyati, M.Pd. lahir di Cilacap, 11 Januari 1982. Beliau menamatkan pendidikan S1 dan S2 dari UNJ pada bidang bimbingan dan konseling dengan IPK 3,83  dan 3,71 . 
SElain seorang narasumder dan pembicara handal, Ibu Heni dalam berbagai forum seminar, Pelatihan, konferensi, dan Kursus, beliau tercatat anggota Tim Penulis Buku Informatika untuk SMA kelas X, XI, dan XII penerbit Andi. Beliau juga menjadi koordinator Tim Buku Panduan (Literasi Media: Kurikulum, Panduan Fasilitator, dan Panduan Materi Narasumber) bekerja sama dengan 
Internews dan didukung USAID. Jurnal ilmiah yang telah diterbitkan, antara lain:
Publikasi Jurnal Pelatihan Keterampilan Sosial untuk Mengatasi Kecemasan Sosial Pada Anak Menjelang Bebas di LPKA dalam Jurnal Edukasi (Jurnal Bimbingan dan Konseling) Vol. 6 Nomor 1 Januari 2020 dengan Nomor ISSN 2460-4917 (edisi cetak), dan (e-Journal) 2460-5794. tahun 2019

Publikasi jurnal yang pernah bu Hany tulis, diantaranya: In Search of Indonesiaan-Based Digital Literacy Curriculum through TULAR NALAR. Penulis: S.I. Astuti, H. Mulyati, & G. Lumakto Presented at The 3rd Social and Humaniora Redan, juga Constructing TULAR NALAR: A Digital Literacy Curriculum for Specific Themes in Indonesia.Penulis.

Adapun materi pembahasan Ibu Yeny dalam kesempatan kemarin ada 3, yaitu:

Sesi 1 membahas tentang perkembangan era digital dan banjir informasi.
Sesi 2 mengenai hoaks, motif, jenis, ciri, dan dampaknya.
Sesi 3 membahas tentang tips periksa fakta secara singkat.

Perubahan teknologi juga berdampak pada pesatnya informasi yang diterima. 

Beberapa orang menganggap situasi ini tidak nyaman, bahkan ketika banyak informasi yang hadir pada satu waktu. 

Ada beberapa situasi yang perlu kita sadari terkait dengan banjirnya informasi ini. Yaitu:
1. Era Post Truth
2. Matinya kepakaran
3. Filter bubble dan echo chamber

Selain kemudahan, ada sisi lain yang jadi perhatian bersama, yaitu peredaran hoaks di masyarakat. 

Berdasarkan pengamatan Mafindo, terdapat 2.298 hoaks selama tahun 2020. (sumber: Litbang Mafindo).

FB, WA, dan Twitter menjadi tempat dimana hoaks banyak beredar. 

Penting bagi kita untuk dapat membedakan mana hoaks atau bukan dengan memiliki kemampuan periksa fakta yang cukup.

Hoaks  dari asalnya sudah digunakan abad ke-17. Asal kata ‘hocus’. Hocus pocus, mirip dengan sim salabim di sulap. Hoaks adalah infomasi yang sesungguhnya tidak benar, tapi dibuat seolah-olah benar.
Banyak alasan orang percaya, di antaranya:
1. Kemampuan literasi digital dan berpikir kritis yang belum merata
2. Polarisasi masyarakat
3. Belum cakap memilah informasi dan minimnya kemampuan periksa fakta

Banyak alasan seseorang menyebarkan hoaks, salah satunya motif ekonomi. Ada juga, orang-orang yang membuat situs tertentu yang isinya provokatif. Banyak motif perlu kita waspada .

Misinformas adalah informasi salah, penyebarnya tidak tahu kalau itu salah. Umumnya tidak disengaja.
Disinformasi ada unsur kesengajaan. Ada satire atau parodi, konten palsu, koneksi yang salah.
Selanjutnya, ada konten yang menyesatkan, konten yang salah, konten tiruan, dan konten yang dimanipulasi.
Apa saja ciri-ciri informasi hoaks? Sumber informasi tidak jelas, biasanya bangkitkan emosi, kelihatan ilmiah namun salah, isinya sembunyikan fakta, dan minta diviralkan. 

Kita dapat mempelajari lebih lanjut mengenai literasi digital di www.literasidigital.id atau www.tularnalar.id.  Atau ke youtubenya Mafindo agar tahu hoaks terkini apa saja.
Tiga hal yang perlu dicek fakta: narasi, foto, dan video. 



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume BM21 -8: Pak Dedi Yang Bikin Baper

Berpacu dengan Jarimu

Aku si Audotori, Aku bosan membaca