RESUME PERTEMUAN 4 GMLD

     


                                                                     RESUME GMLD 4


Kegiatan: Webinar Guru Literasi Digital Ke-4
Hari,Tanggal: Senin, 8 Nopember 2021
Materi: Yuk, Cegah Cyber Bullying
Narasumber: Bpk. Wijaya Kusuma (Guru Blogger Indonesia)
Moderator: Ibu Rosminiyati

Sedikit terlambat saya menulis resume dari pertemuan ke-4 GMLD. Kegiatan yang berlangsung hari Senin, tanggal 8 Nopember ini barubisa saya tulis resume di hari Selasa. Senin lalu, saya tidak bisa mengikuti langsung webinar yang berlangsung di WA ini karena saya dalam keadaan perjalanan pulang kerja. Namun, saya berusaha mengulang lagi dan membaca - baca materi webinar yang dibersama oleh Om Jay selaku narasumber dan Ibu Risma selaku moderator. 

SEbagai mana yang kita tahu, Bapak Wijaya Kusuma S.Pd. M.Pd, yang akrab dipanggil Om Jay ini merupakan guru besar dan coach handal bagi guru di seluruh tanah air. 
Om Jay adalah sosok pembina yang sabar, religius dan keren. Jiwa coaching dan kebapakan beliau membuat semua peserta di kelas-kelas komunitas PGRI yang beliau bina. Kita dibina, dan dibantu menggali kemampuan diri melalui latihan menulis dan berbicara serta cakap dan trampil bermedia sosial. Bapak yang hampir menyelesaikan gelar doktoralnya ini juga merupakan Sekjen  Ikatan Guru TIK PGRI. Belia memberikan ruang berlatih kepada semua peserta untuk menghasilkan karya-karya besar di bidang literasi digital utamanya melalui blog. 

Acara yang berlangsung secara online lewat WhatsApp ini berlangsung selama 2 jam, dari pukul 16.00-18.00 WIB. Moderator, yaitu Ibu Risma membagi egiatan menjad 4 sesi, yaitu:
"kuliah sore ini dibagi menjadi 4 sesi:
1. Pembukaan
2. Pemaparan materi 
3. Sesi Tanya Jawab 
4. Penutup"


Adapun materi yang disampaikan Om Jay pada pertemuan keempat ini bertajuk "Yuk Cegah Cyner-Bullying". Di awal pemaparannya, Om Jay membuat pertanyaan sederhana yaitu: [16.11, 8/11/2021] Pgri-Om jay:  Apa itu cyberbullying?  


Dan Om Jay pun mulai menjelaskan, " Cyberbullying merupakan perilaku anti-sosial yang melecehkan ataupun merendakan seseorang, kebanyakan menimpa anak-anak dan remaja yang dilakukan secara online maupun atau di dunia siber."

Lebih lanjut, Om jay menambahkan, " Berbeda dengan bullying yang terjadi di offline, Cyberbullying justru lebih parah. Hal ini karena pada bully offline biasanya yang tahu adalah orang-orang yang melihat secara langsung, namun kalau cyberbully, semua orang yang online dan terkoneksi dapat melihatnya."

"Bully di media sosial, diserang dengan hate-comment penuh dengan kata kasar atau tak senonoh, semua temannya bahkan mungkin keluarganya pasti akan membacanya. Belum lagi kalau pelaku cyberbully mengarahkan teman-temannya untuk menyerang korban. Jangan remehkan cyberbully, karena dapat membuat ke-ehatan mental korban jadi terganggu," jelas OM Jay.

Lalu pertanyaan meningkat dengan: Apa yang dapat dilakukan terhadap cyberbullying? 
Berikut tindakan yang dapat dilakukan dalam mencegah dan menghentikan cyberbullying, sesuai yang dsiampaikan Om Jay diantanya:
"1. Jangan merespons. Para pelaku bullying selalu menunggu reaksi korban. Untuk itu jangan terpancing untuk merespon aksi pelaku agar mereka tidak merasa diperhatikan
2. Jangan membalas aksi pelaku. Membalas apa yang dilakukan pelaku cyberbullying akan membuat Anda ikut menjadi pelaku dan makin menyuburkan aksi tak menyenangkan ini
3. Simpan semua bukti. Karena aksi ini terjadi di media digital, korban akan lebih mudah mengcapture, lalu menyimpan pesan, gambar atau materi pengganggu lainnya yang dikirim pelaku, untuk kemudian menjadikannya sebagai barang bukti saat melapor ke pihak yang bisa membantu.
4. Segera blokir aksi pelaku. Jika materi-materi pengganggu muncul dalam bentu komentar, pesan instan, gunakan tool preferences/privasi untuk memblok pelaku.' 

Pgri-Om jay berpesan: "Yuk bersama kita cegah cyberbullying dan jangan sekali-kali menjadi pelaku cyberbullying. Bullying adalah penindasan yang dilakukan seseorang tanpa alasan karena merasa lebih memiliki power dibandingkan korban yang ingin di-bully. Power ini didapatkan dari rasa senioritas, kepemilikan, kedudukan, dan kepintaran". 

Dunia maya memungkinkan banyak pelaku cyber bully, merupakan sebutan untuk pelaku bully di sosial media. Mereka berlindung di akun palsu  dan melakukan bullying kepada orang lain. Karenanya, wajib sesorang harus pandai bersikap dalam bermedia sosial. 

Lalu apa penyebab terjadinya cyber-bully? Om Jay menyebutkan ada empat penyebab bisa menggiring seseorang menjadi korban, yaitu:

1. Tidak posting terlalu sering atau banyak
Posting terlalu sering dan banyak bisa mengganggu orang lain. Oleh karena itu, posting terlalu sering dan banyak dapat memancing adanya cyber bullying.
2. Hindari konten posting-an yang aneh
Apapun yang diunggah ke sosial media, pasti menimbulkan pro dan kontra. Terlebih ketika posting sesuatu yang dianggap aneh dan mengundang bully, meskipun hanya bully di dalam hati. Oleh krena itu, sebagai pengguna social media, sebaiknya batasi mengunggah konten yang mengganggu.
3. Pintar-pintar memilih teman di sosial media

Banyak informasi saat ini memicu berbagai aktivitas yang dibarengi tindak intimidasi dan pelecehan terhadap orang lain.  Leboh baik kita melakukan perubahan besar. Melakukan kampanye dan aksi #BalasYangBaik di sosial media, kemudian ajak teman-teman untuk ikut dalam kampanye tersebut, dalam bentuk foto, video dan quotes. Kampanye anti cyberbullying harus terus disuarakan,  Sebagaimana  bynui propagandakan keren dari Om jay, "Jarimu dalaha prestasimu dan juga harimau mu. Dampak dari Cyber-Bullying sangat berbahaya. Korban dapat mengalami trauma psikologis. 
 
Supaya kita mampu bermedia sosial dengan bijak, maka Om Jay menyarankan pendidikan awal dari rumha. Orang tua wajib menenamkan filosofi Pohom Moral. Inti dari Pohon Moral adalah: 
1. Edukasi anak
Orang tua harus memberikan edukasi menggunakan jejaring online yang aman. 
2. Ajari Anak cara menghadapi perundungan
3. Bimbing anak untuk atur privasi, khususnya data pribadi.

Sebagai upaya mencerdaskan bangsa dalam literasi digital, pemerintah melakukan webinar literasi digital kepada seluruh warga negara kita. Melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemkominfo RI) kegiatan Literasi Digital dapat diikuti secara umum seluruh warga Indonesia. Kegiatan ini membahas empat pilar utama Literasi Digital ; Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Salah satu fokusnya adalah mengkampanyekan gerakan anti Cyberbullying. 




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume BM21 -8: Pak Dedi Yang Bikin Baper

Berpacu dengan Jarimu

Aku si Audotori, Aku bosan membaca