Bangkitkan Writing is My Passion

Hari ini diri merasa keren, berbagai webinar pengembangan diri diikuti. Sebenarnya sudah beberapa minggu terakhir, tepatnya bulan lalu. Dan something new terasa banget, ada seperti rasa haus untuk terus belajar dan belajar. Semakin banyak komunitas diikuti, semakin banyak materi webinar disimak, ada rasa ingin terus mengejar ilmu yang masih seluas dunia. 

Kuanggap ini hikmah di balik pandemi. 

Banyak ilmu didapat dalam dua bulan terakhir. Jika dihitung-hitung laju ilmu yang kudapat akhir-akhir ini 100 kali lebih cepat dari bulan, tahun,  dan waktu - waktu sebelumnya. Mungkin inilah yang disebut quality-time, waktu yang berkualitas. Dan pertanyaan mulai muncul, mengapa selama ini hal amazing begini tidak terjadi? Dimana diri selama ini? Dan buat apa waktuku selama ini? Ahh... sudahlah, menyesali tiada arti, yang berlalu biar saja, sisa waktu yang ada ayo dimanfaatkan lebih baik.....

Diantara ilmu yang kudapat, ilmu literasi atau menulis merupakan satu yang menarik perhatian. Ketika ikut pembinaan dengan topik menulis berasa ada sesuatu yang mendongkrak passionku, bahkan mimpi besarku. Ada rasa kecewa, ada rasa bangga, senang dan sedih jika ingat betapa inginnya diri menjadi penulis besar, seperti harapanku sejak kecil.

Namun, fakta yang kualami membuatku merasa seperti katak merindu bulan. Semakin berharap mimpi itu menjadi kenyataan semakin besar rasa malu ini. Bagaimana tidak?? Dari kecil aku suka menulis. Saat di bangku SD setiap pelajaran mengarang nilaiku tak pernah kurang dari 90. Hingga akhirnya aku diberi kesempatan ikut lomba mengarang. Menginjak SMP semakin banyak kemampuan mengarangku. Di SMA sempat tenggelam, namun ada keinginan baru muncul. Saat menyadari betapa besar hasratku terhadap Bahasa Inggris dan sadar akan kemampuan di bidang tersebut diatas rata-rata, saat itu sempat terpikir ingin menjadi jurnalis pengisi majalah Hello...Namun, keinginan itu kandas karena tak kubaringi rasa percaya diri dan keberanian.

Saat di bangku kuliah, kulanjutkan passionku belajar Bahasa Inggris untuk kuliah di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya. Karena passion memang dibidang yang tepat, maka saat kuliah prestasiku cukup fantastis. Setidaknya aku tercatat sebagai mahasiswa asisten dosen saat di semester 7 bangku kuliah. Aku juga dapat beasiswa Ikatan Dinas selama kurun waktu semester 5-9. Belum lagi prestasi gemilang membawa kesempatan buatku bergabung bersama kakak kelas. Hal ini karena aku dan 4 temanku seangkatan berhak ambil SKS lebih. Alhasil aku lulus mendahului teman-temanku. Sedikit kilas balik prestasi saat di bangku sekolah. Meskipun aku sudah menyibukan diri sebagai guru les privat dari semester 5 alhamdulilah prestasi tetap membanggakan orang tuaku yang ada di kampung.

Saat di bangku kuliah mata kuliah Writing ku selalu mendapatkan predikat A. Bahkan ketika aku lulus dan mengabdi sebagai guru honorer di SMA Negeri 7 Surabaya, sempat aku mendapatkan peringkat ke-8 guru menulis di MGMP Guru Mapel Bahasa Inggris se-Surabaya...Saat itu jurinya Ibu Rini, salah satu Dosenku saat di Unesa. Lumayan kami punya kesempatan silahturahim. Namun jangan salah sangka dulu, peringkat ke-8 itu aku peroleh bukan karena jurinya Ibu dosenku tapi memang kami dites secara tertulis dengan ketrampilan membaca dan menulis. Masing sangat kuingat bagaimana aku menikmati setiap momen ujian menulisku saat itu. Bagaimana tidak, saat itu ku masih muda belia sedangkan bersamaku adalah bapak ibu guru yang sudah jauh lebih senior usianya dariku. Pastinya passion dan spiritku lebih bagus dong......he he

Dengan sederet pengalaman itu maka aku yakin aku mampu menulis. 

Namun, kenyataan di luar dugaan. Passion dan semangat menulisku ternyata tidak sebanding lurus dengan keberanian dan rasa percaya diriku yang makin hari makin merosot. Hal ini berawal dari rasa kecewaku,dimana ku yang selali semangat ikut lomba-lomba menulis, namun hasil tidak pernah memuaskan. Sebenarnya ekspektasiku tidak terlalu tinggi dan harus menjadi pemenang. Namun, reaksi orang-orang disekelilingku yang membuatku down dan kehilangan rasa percaya diri, dan berubah jadi rasa minder dan malu. Seolah diri ini menjadi tidak berkualitas karena terkesan berambisi ikut lomba menulis namun tidak memiliki kemampuan. Sebenarnya aku tidak ambisi dengan predikat juara karena tujuanku ikut adalah memberikan kesempatan diriku berekspresi. Namun, ternyata nyaliku terlalu kecil hingga akhirnya passion itu mati.

Believe me or not, dalam bayangan, rencana besar sudah kurancang, sebuah karya literasi besar berupa buku berjudul: THE SKETCH!.
the Sketch! Akan membqwa namaku diantara deretan penulis buku Indonesia..cia...
Aku diundang menjadi pembicara di sana sini untuk launching bukuku, beberapa fans yang menanti tandatanganku...... Dan akhirnya aku dapat mewujudkan impian: An author to travel around the world, dan semua orang-orang yang mengenalkau bangga bersamaku. 

Just...sekali lagi...sayang sekali nasib baik itu belum datang kepadaku. Hopefully, segera.....he he








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume BM21 -8: Pak Dedi Yang Bikin Baper

Berpacu dengan Jarimu

Aku si Audotori, Aku bosan membaca